Minggu, 18 Mei 2008

FASILITAS & LAYANAN

















Instalasi Gawat Darurat dan Poliklinik
Pelayanan Gawat Darurat dan Poliklinik Umum 24 jam serta pelayanan terjadwal untuk dokter umum, spesialis dan sub spesialis

Instalasi Rawat Inap
Tersedia dengan kelas kamar tidur untuk pasien dewasa, anak dan bayi baru lahir. Dengan pelayanan dari dokter dan perawat yang sangat ramah dan suasana ruang yang sangat nyaman dengan panaroma taman yang sejuk disekitar ruang perawatan, sehingga akan mempercepat kesembuhan anda. Khusus bagi pasien yang benar-benar tidak mampu tersedia sistem pelayanan PUSPITA dengan biaya ringan

Unit Pelayanan Khusus
 Unit Perawatan Intensif (UPI) dan perawatan menengah (Inter Mediate Care) Unit Hemodalisa Unit Kamar bedah Unit Kamar Bersalin.

Instalasi Penunjang Medis
i. Instalasi Laboratorium (pathologi klinik dan pathologi anatomi) buka 24 jamii. Instalasi Radiologi buka 24 jamiii. Instalasi Farmasi buka 24 jam

Medical Check Up
Paket Sederhana , Paket Dasar , Paket Eksekutif Standart , Paket Eksekutif Lanjutan , Paket Eksekutif MenyeluruhBerencana Alamiah (KBA) dengan metode ovulasi Billings.v. Senam hamilvi. Klub kesehatan: yaitu klub diabetik dan dislipidemia yang secara teratur mengadakan kegiatan senam dan penyuluhan kesehatan.vii. Penyuluhan Kesehatan bagi Masyarakat Umum di Rumah Sakit (PKMRS)










































































































































Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta


JATI DIRI
Rumah Sakit Panti Rapih berdiri sejak tahun 1929 sebagai pengejawantahan semangat cintakasih kepada sesama yang menderita. Rumah sakit ini dikelola oleh Yayasan Panti Rapih yang didirikan oleh Gereja Keuskupan Agung Semarang. Agar karya Yayasan Panti Rapih selalu terjaga dan dikembangkan dalam semangat cintakasih dan terang iman Kristiani, Gereja Katolik Keuskupan Agung Semarang mengundang dan mengutus para biarawati dari Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih Borromeus. Sasaran utama pelayanan ini adalah memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang sebaik mungkin dengan biaya yang terjangkau.


SEJARAH

Pada bulan Januari 1929, tibalah lima orang Suster Cintakasih St. Carolus Borromeus untuk melayani orang sakit di daerah Yogyakarta. Mereka adalah Sr. Gaudentia Brand, Sr. Yudith de Laat, Sr. Ignatia Lemmens, Sr. Simonia, dan Sr. Ludolpha de Groot (yang tersebut pertama dan kedua saat ini masih berada di Nederland). Atas prakarsa dan usaha Ir. Schmutzer, Direktur pabrik Gula di Ganjuran, dibangunlah sebuah Rumah Sakit. Pembangunan dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Ny. C.T.M. Schmutzer van Rijckevorsel pada tanggal 15 September 1928. Dan pembangunan dapat diselesaikan pada pertengahan bulan Agustus 1929. Pada tanggal 25 Agustus 1929, Mgr. Van Velsen, SJ berkenan memberkati bangunan baru tersebut. Pada tanggal 14 September 1929 secara resmi rumah sakit ini dibuka oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dengan nama Rumah Sakit "Onder de Bogen."

Beberapa tahun kemudian Sri Sultan Hamengku Buwono VIII juga berkenan menghadiahkan sebuah mobil ambulance kepada Rumah Sakit Onder de Bogen. Bangunan yang dihiasi dengan lengkungan-lengkungan dan nama Onder de Bogen, lengkaplah sudah nostalgia bagi para Suster CB yang berdinas di rumah sakit ini akan rumah induk biara Suster-suster CB di Maastricht, Belanda. Para Suster melayani dan merawat orang sakit, meringankan penderitaan sesama sesuai dengan ajaran Injil tanpa memandang agama maupun bangsa. Sedikit demi sedikit penderita datang untuk dilayani dan dirawat. Semakin lama semakin bertambah dan meningkat jumlahnya. Diantara pada penderita tersebut sebagian besar adalah para pejabat Belanda dan kerabat Kraton. Sultan Hamengku Buwono VII sendiri menjelang wafatnya juga sempat dirawat di rumah sakit ini.

Sementara itu rakyat yang miskin dan lemah belum bisa menikmati pelayanan rumah sakit. Para Suster menjadi prihatin dan merasa tidak puas akan hal ini, karena untuk orang kecil, yang miskin dan lemahlah mereka datang mengabdi di Bumi Nusantara ini. Oleh karena itu Pimpinan Umum Suster-suster CB di Maastricht mendesak Pengurus Yayasan Onder de Bogen untuk menyediakan fasilitas guna melayani rakyat kecil yang miskin dan lemah. Namun apa daya, Yayasan Onder de Bogen belum mempunyai dana yang cukup untuk itu. Melalui uluran tangan Kongregasi Bruder FIC yang berkenan membantu membangunkan bangsal khusus untuk orang yang tidak mampu.Hari berganti hari, jumlah penderita yang datang semakin meningkat. Fasilitas pun harus ditambah dan dikembangkan untuk mengimbangi kebutuhan pelayanan.

Pada tahun 1942 datanglah bangsa Jepang untuk menjajah Indonesia tercinta ini. Dalam waktu singkat, penderitaan besar segera melanda seluruh penjuru Indonesia. Rumah Sakit Onder de Bogen tidak terhindar pula dari penderitaan ini. Pengelolaan rumah sakit menjadi kacau balau. Keadaan keuangan rumah sakit benar-benar menyedihkan : biaya rutin saja harus ditutup dengan segala susah payah. Sementara itu para Suster Belanda diinternir dan dimasukkan kamp tahanan Jepang. Dan saat yang paling pedih pun datang ; rumah sakit Onder de Bogen diambil alih menjadi rumah sakit pemerintah Jepang. Dr. Sentral selaku Direktur Rumah Sakit, dipindahkan ke rumah sakit Bethesda, yang juga sudah diambil alih pemerintah Jepang. Pimpinan rumah sakit diserahkan kepada Sr. Sponsaria, dan Moeder Yvonne diangkat sebagai pembesar Umum Suster CB di Indonesia. Keadaan rumah sakit menjadi semakin parah. Pemerintah Jepang juga menghendaki agar segala sesuatu termasuk bahasa, yang berbau Belanda tidak digunakan di seluruh muka bumi Indonesia. Tidak luput pula nama rumah sakit ini harus diganti nama pribumi. Mgr. Alb. Soegijopranoto, SJ, Bapa Uskup pada Keuskupan Semarang berkenan memberikan nama baru "Rumah Sakit Panti Rapih", yang berarti Rumah Penyembuhan.

Sesudah masa pendudukan Jepang, berkibarlah dengan megahnya Sang Dwi Warna, Merah Putih, dan para Suster CB dapat kembali lagi ke rumah sakit Panti Rapih. Dengan semangat cintakasih, mereka merawat para pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia, diantaranya Bapak Panglima Besar Angkatan Perang Republik Indonesia, Jenderal Sudirman. Ketika Sr. Benvunito -- seorang Suster CB yang merawat Jend. Sudirman -- memperingati genap dua puluh lima tahun hidup membiara, Bapak Panglima Besar Jend. Sudirman berkenan merangkai sebuah sajak indah dan ditulis tangan dengan hiasan yang cantik khusus untuk Suster Benvunito dan RS Panti Rapih. Sajak yang berjudul RUMAH NAN BAHAGIA tersebut saat ini masih tersimpan dengan baik.
Sesudah kedaulatan Indonesia diakui oleh dunia Internasional, maka RS Panti Rapih juga semakin dikenal dan mendapat kepercayaan dari masyarakat. Semakin banyak pula penderita yang datang dan dirawat di RS Panti Rapih. Untuk mengimbangi hal ini, para pengurus Yayasan dan para Suster merencanakan untuk memperluas bangunan dan menambah fasilitas yang ternyata membutuhkan dana dan pembiayaan yang tidak sedikit. Para Suster CB bersama Pengurus Yayasan berusaha keras sekuat tenaga untuk mendapatkan dana bantuan, baik dari Pemerintah maupun dari umat Katolik. Sekedar untuk menambah dana, para Suster CB membuat lukisan-lukisan dan pekerjaan tangan lainnya untuk dijual. (Atas jasa dan jerih payah Bapak Marcus Mangoentijoso, yang menjabat sebagai Pengurus Yayasan pada waktu itu, diperoleh bantuan yang cukup besar dari Pemerintah Republik Indonesia melalui Yayasan Dana Bantuan, yang dapat dimanfaatkan untuk membangun bangsal Albertus, bangsal Yacinta dan Poliklinik Umum.)

Tahap demi tahap, sesuai dengan datangnya dana bantuan RS Panti Rapih melengkapi dirinya dengan fasilitas-fasilitas yang sebaiknya dimiliki sebuah rumah sakit, baik peralatan medis, peralatan unit penunjang, maupun bangunan-bangunan bangsal baru dan poliklinik. Untuk dapat lebih memperpanjang daya jangkau pelayanan kepada masyarakat kecil, khususnya warga pedesaan, RS Panti Rapih membuka cabang berupa Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan di daerah Pakem dan di daerah Kalasan. Khusus untuk warga masyarakat yang lemah dan miskin yang benar-benar membutuhkan pelayanan rumah sakit, dibukalah bangsal PUSPITA.


VISI & MISI

VISI

RS Panti Rapih sebagai rumah sakit rujukan yang memandang pasien sebagai sumber inspirasi dan motivasi kerja dengan memberikan pelayanan kepada siapa saja secara profesional dan penuh kasih dalam suasana syukur kepada Tuhan.

RS Rujukan . Sebagai rumah sakit yang mampu menerima rujukan dari rumah sakit lain disekitarnya, terutama bagi layanan subspesialistik yang tersedia. Selain itu RS Panti Rapih juga memberikan bimbingan baik medik, keperawatan maupun non medik kepada rumah sakit lain yang membutuhkan.
Pasien sebagai Pusat Inspirasi dan Motivasi. Semangat melayani kepada pasien selalu berkembang dengan memperhatikan perkembangan kebutuhan pasien dalam semua aspek layanan, supaya dapat memberikan kepuasan yang maksimal.

Penuh Kasih. Semua orang adalah umat Allah yang kudus, yang harus dihargai, dihormati, dan dibela hak hidupnya secara bersungguh-sungguh. Layanan diberikan dengan sentuhan yang manusiawi, adil dan tanpa membeda-bedakan pangkat / jabatan, asal usul, ras, suku dan golongan dan agama serta status sosial.
Syukur. Setiap orang, baik karyawan maupun pasien merasakan layanan yang ikhlas, jujur dan penuh kasih, dan mampu merasakan pengayoman Tuhan sebagai pemberi hidup yang memelihara setiap orang dengan kasih yang tak terbatas, adil dan tidak membedakan.

MOTTO
SAHABAT UNTUK HIDUP SEHAT

Dengan motto ini, RSPR menyadari sepenuhnya bahwa pelayanan kesehatan (perawatan dan pengobatan) yang diselenggarkan merupakan bagian dari doa permohonan para pasien dan keluarganya untuk memohon kesembuhan jiwa dan atau raga dari Allah sendiri yang sesungguhnya berkuasa atas kesehatan dan kehidupan manusia ciptaan Nya.

MISI

RS Panti Rapih menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyeluruh secara ramah, adil, profesional, ikhlas dan hormat dalam naungan iman Katolik yang gigih membela hak hidup insani dan berpihak kepada yang berkekurangan.

RS Panti Rapih memandang karyawan sebagai mitra karya dengan memberdayakan mereka untuk mendukung kualitas kerja demi kepuasan pasien dan keluarganya, dan dengan mewajibkan diri menyelenggarakan kesejahteraan karyawan secara terbuka, proporsional, adil dan merata sesuai dengan perkembangan dan kemampuan .

Pelayanan kesehatan menyeluruh. Dengan memperhatikan aspek fisik, mentak, sosial, spiritual dan intelektual.
Secara ramah. Ringan menyapa, tulus tersenyum, peka pada harapan/kebutuhan yang dilayani.
Secara adil. Memberikan layanan kesehatan dan sikap melayani yang sama tanpa memandang strata sosial, pangkat/jabatan, kaya_miskin, asal_usul, dan perbedaan lain.

Secara profesional. Layanan diberikan sesuai standar yang sudah ditetapkan.
Ikhlas. Kepada siapapun, memperoleh seberapapun, tidak menjadi halangan untuk terus melayani dan membela kehidupan pasien sampai Tuhan sendiri mengambil keputusan.

Hormat. Siapapun dia, RS Panti Rapih memberikan layanan dengan menghargai hak hidup setiap orang dan memandang setiap individu sebagai ciptaan Tuhan yang harus dihargai oleh karena Roh Allah sendiri ada dalam diri setiap individu itu.

TUJUAN & FALSAFAH

Falsafah Pelayanan

Setiap pasien adalah citra Allah yang unik yang patut dihargai dan dikasihi.
Setiap pasien adalah pribadi yang bermartabat dan mempunyai hak untuk memperoleh layanan optimal agar dapat menjadi bagian dari masyarakat umum sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud.
Layanan diberikan secara menyeluruh dilandasi iman, pengharapan dan kasih yang diwujudkan dalam semangat pendampingan dan layanan kepada para pasien dan keluarganya.

Karyawan RS Panti Rapih adalah bagian integral tak terpisahkan dari karya RS Panti Rapih, dan kesejahteraan mereka secara wajar dan terhormat menjadi bagian pula dari tujuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan RS Panti Rapih.

Nilai Pelayanan

RAMAH, Keterbukaan yang "menyambut" kepada siapa saja, yang sudah dikenal maupun yang tersembunyi sebagai misteri dalam pribadi, orang-orang, ide, pengalaman, kondisi alam dan kepada Tuhan.

ADIL, Keseimbangan dan hubungan yang jujur dan terbuka kepada diri sendiri, tetangga, dan segala makhluk ciptaan serta dengan Tuhan sendiri.

PROFESIONAL, Memberikan layanan standar secara optimal setara dengan tersedianya sumber-sumber yang ada.

IKHLAS, Kerelaan yang luas dan mendalam dalam melayani sesama untuk tidak memperhitungkan didepan resiko yang harus diterima, melainkan semata demi keagungan nama Tuhan.

HORMAT, Sikap menghargai keunikan sebagai sumber yang mendasari pengabdian kepada setiap orang, dan semua makhluk ciptaan Tuhan.

Tujuan Pelayanan

Mengabdi sesama yang menderita dan sakit, agar nama Tuhan semakin dimuliakan dengan:
Mengantar masyarakat mencapai status kesehatan yang optimal melalui pendekatan layanan holistik [menyeluruh] yang meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, spiritual and intelektual.

Menciptakan budaya kerja yang dipenuhi buah penghayatan iman sejati guna mewujudkan pengabdian yang penuh kasih, saling menghargai, membela hak hidup setiap insan, dan sekaligus mewujudkan kesejahteraan umum bagi seluruh karyawan secara wajar.

Mengupayakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran bagi seluruh lapisan masyarakat.
Inilah Latar Belakang dari Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dengan Visi & Misi nya sebagai sumber inspirasi dan motivasi kerja dengan memberikan pelayanan kepada siapa saja secara profesional dan penuh cinta kasih dalam suasanan syukur kepada TUHAN.